Skip to main content

Sejarah Batik Tuban

Tuban sebagai salah satu wilayah di bagian Timur dari pulau jawa, memiliki satu corak kebudayaan yang unik, mengapa? Karena dalam sejarah wilayah ini telah masuk 3 tata nilai kebudayaan yang saling mempengaruhi, dan sampai sekarang kebudayaan ini masih tetap eksis dan sama-sama berkembang, tanpa membuat salah satu kebudayaan ini tersingkir. Ketiga kebudayaan tersebut adalah
1. Jawa, yang meresap saat wilayah ini dalam kekuasaan jaman Majapahit (abad XII-XIV)
2. Islam, karena diwilayah ini hidup seorang ulama yang ternama yaitu Sunan Bonang (1465-1525 M)
3. Tiongkok(cina), karena di Tubanlah para sisa lascar tentara kubalai khan melarikan diri dari
kekalahannya pada saat menyerang Jawa di awal abad XII, hingga kini masyarakat keturunan ini banyak
bermukim di Tuban

Proses interaksi ketiga kebudayaan ini berlangsung sekian lamanya hingga sekarang dan sangat
mempengaruhi pola kehidupan masyarakat Tuban sampai kini.
Motif Batik Tulis Tradisional Tuban, apabila di cermati, terlihat betapa motif-motif tersebut sangat dipengaruhi nilai-nilai budaya jawa, islam, dan tiongkok. Gambar-gambar burung pada motif batik tulis Tuban jelas terlihat pengaruh dari budaya tiongkok, karena gambar burung yang dimotifkan pada batik tulis tersebut Nampak adalah burung”Hong”yang jelas tidak terdapat di wilayah Tuban. Sedang pada motif bunga jelas terlihat adalah motif-motif tradisional yang sejak lama dibuat dihampir seluruh wilayah pulau Jawa. Sedangkan pengaruh islam pada motif batik tulis Tuban terlihat pada motif dengan nama yang religious seperti kijing miring.
Dahulu batik tulis ini hanya digunakan untuk upacara-upacara tradisional masyarakat Tuban seperti sedekah bumi, pernikahan, pemakaman. Pada perkembangan jaman, sekarang ini penggunaan batik tulis Tuban tidak hanya untuk upacaraupacara adat, namun telah meluas pada penggunaannya seperti ; taplak meja, sarung bantal, dekorasi, hiasan dinding, model baju modist baik untuk pria dan wanita.
Dari hal-hal tersebut diatas jelaslah bahwa batik tulis tradisional Tuban yang memiliki ciri khas yang unik
sangat perlu untuk dilestarikan keberadaannya apalagi potensi pengembangannya sangat prospektif.

sumber : batikkhastuban.wordpress.com

Comments

Popular posts from this blog

Eco Fashion Week 2018

Rumah Batik & Tenun Indonesia yang dikembangkan BAZNAS mengikuti Eco Fashion Week 2018 di Gedung kwebngkitan Nasional Jakata. Eco Fashion Week ini adalah ajakng pameran dan pengambangan fashion Indonesia yang dikaitkan dengan isub lingkungan. Mellaui event ini masyarakat diajak ikut mendukung produksi pakaian tradisional Indonesia yang tidak merusak lingkungan dengan menggunakan bahan bahan organik yang tersedia di alam. Pada kesempatan ini Rumah Batik & Tenun Indonesia menampilkna sejumlah kain Batik Tuban dan Tenun Ende.

RUMAH BATIK & TENUN INDONESIA

RUMAH BATIK & TENUN INDONESIA adalah jaringan produsen batik dan tenun tradisional Indonesia. Rumah Tenun & Batik Indonesia dikembangkan oleh BAZNAS (Badan Amil Zakat Indonesia) untuk memberdayakan dan mengembangkan industri Batik dan Tenun Tradisional yang membentang dari Pulau Sumatra, Kaslimantan, Jawa, Madura, Sulawesi, Bali, Maluku hingga Nusa Tenggara. Pemberdayaan yang dilakukan BAZNAS melalui Rumah Tenun & Batik Indonesia terdiri dsri kelompok pemberdaytaan melalu permodalan, penguatan dan pendampingan produksi dan pengembangan pasar batik dan tenun Indonesia. Untuk bekerjasama dan memesan kain batik serta tenun  dari Rumah Tenun & Batik Indonesia dapat mengontak : RUMAH BATIK & TENUN INDONESIA Kantor BAZNAS Gedung Sirca Jl Johar No. 18 Mentang Jakarta. Kontak Person Moh. Arifin Purwakananta 0818152007